Konselor : (Duduk tenang diruang BK sambil membaca buku).
Konseli :
(mengetuk pintu) Selamat pagi bu ,saya boleh masuk?
Konselor :
Selamat pagi, oh iya Nisa…apa kabarnya
pagi ini? Baik-baik saja kan? Ayo sini….(sambil menuntun
siswa kearah tempat duduk,lalu) silakan duduk!
Konseli
: Kabar
baik Bu,…..tapi…..
Konselor
: Tapi…? Wah kelihatannya ada yang dipikirkan, kira- kira bisa Ibu bantu….?
Konseli
: Begini bu….! saya lagi bingung!
Konselor
: Bingung……? Iya..ya..coba kamu teruskan.
Konseli : Bagaimana tidak bingung bu, saya bingung
dengan diri saya sendiri, saya sering gugup jika saya sedang presentase di
kampus.
Konselor :
Jadi kamu sering gugup ya?
Konseli :
Iya bu, saya sering merasa gugup jika berada di depan orang banyak. Apalagi
pada saat persentase di depan kelas saat di kampus. Padahal yang ada di depan
saya teman-teman saya bu.
Konselor : Persisnya apa yang membuat kamu gugup, kalau
ibu boleh tahu?
Konseli :
Ya.... yang sering buat saya gugup misalnya begini bu, saat persentase kan ada
sesi tanya jawab, nah kalau ada teman-teman yang lumayan pintar bertanya, saya
langsung keringat dingin, saya merasa tidak percaya diri dengan jawaban yang
saya pikir kan, saya takut mereka menyanggah jawaban saya.
Konselor :
Jadi, intinya kamu tidak percaya diri dengan kemampuan kamu?
Konseli :
Iya bu, saya sering merasa tidak percaya diri dengan kemampuan saya.
Konselor :
Lalu, apakah pernah kamu mencoba mengatasi permasalahan ini?
Konseli :
Belum bu, makanya saya ke sini. Saya ingin mengubah kebiasaan saya itu. Jika
saya terus begini saya takut nanti hal ini akan berpengaruh terhadap nilai saya
di perkuliahan. Karena saya setiap kali merasakan hal itu saya akan diam
memilih tidak menjawab. Dan kalau pun saya menjawab, saya sering tidak bisa
mengontrol emosi saya.
Konselor :
Bagus jika kamu berniat seperti itu. Kalau menurut ibu, sebaiknya kamu harus
sering mencoba dan melatih diri kamu berada di depan orang banyak. Karena jika
sudah terbiasa kamu akan tidak gugup lagi. Kalau menurut kamu gimana sebaiknya?
Konseli :
Emmm... menurut saya ya saya setuju dengan ibu. Tapi saya bisa berada di depan
umum jika saya maju persentase. Jadi menghambat saya.
Konselor :
Bagaimana kalau kamu berlatih, seperti berlatih berbicara di depan kaca,
berlatih mendominasi pembicaraan saat mengobrol sama teman-teman. Gimana
menurut kamu?
Konseli :
Ya bu, saya akan sering berlatih.
Konselor :
Nah, itu baru semangat. Dan mengenai rasa tidak percaya diri kamu. Menurut ibu,
kamu harus lebih banyak membaca materi-materi yang akan kamu persentasekan,
agar saat menjawab kamu sudah dapat meyakinkan diri kamu bahwa jawaban kamu itu
benar. Gimana? Apa sudah pernah mencoba?
Konseli :
Ya, belum si bu, selain itu mungkin saya akan sering berbagi informasi dengan
teman yang saya anggap lebih bisa dari saya.
Konselor :
Itu baru Nisa, ibu kan juga ikut semangat mendengar kamu semangat gini. Dan kamu
juga harus yakin bahwa kamu bisa melakukan hal yang menakjubkan dibanding orang
lain.
Konseli :
Iya bu. Saya sangat lega bisa mendapat solusi yang akan saya coba lakukan.
Konselor :
Nah ok, lalu kapan kamu akan mulai mencoba?
Konseli :
Kalau bisa ya mulai hari ini bu, saya mohon doa dan dukungannya.
Konselor :
Tentu ibu akan mendukung kamu. Ibu tunggu ya perkembangannya.
Konseli :
Iya bu, apabila saya merasa ada perubahan saya akan segera menceritakan pada
ibu.
Konselor :
Ibu tunggu ya... (Sambil Tersenyum).
Konseli :
Iya bu, kalau begitu saya permisi. Terima kasih atas bantuan dan bimbingannya.
Konselor :
Iya terima kasih juga. Jangan segan, jika masih butuh bantuan Ibu, Ibu akan dengan senang
hati membantu. (sambil mengiringi siswa keluar,menjabat erat tangan Nisa dan
mengantar Nisa menuju pintu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar