Senin, 29 April 2013

Contoh Skenario L-5 (Layanan Konseling Perorangan) ~ TUGAS KULIAHKU


Konselor                              :   (Duduk tenang diruang BK sambil membaca buku).

Konseli                                 : (mengetuk pintu) Selamat pagi bu ,saya boleh   masuk?

Konselor                              :  Selamat pagi, oh iya Nisa…apa kabarnya pagi ini? Baik-baik saja kan? Ayo sini….(sambil menuntun siswa  kearah tempat duduk,lalu) silakan duduk!

Konseli                                 :    Kabar baik Bu,…..tapi…..

Konselor                              :   Tapi…? Wah kelihatannya ada yang dipikirkan, kira-    kira bisa Ibu bantu….?

Konseli                                 :   Begini bu….! saya lagi bingung!

Konselor                              :   Bingung……? Iya..ya..coba kamu teruskan.

Konseli                                 :  Bagaimana tidak bingung bu, saya bingung dengan diri saya sendiri, saya sering gugup jika saya sedang presentase di kampus.
Konselor                              :   Jadi kamu sering gugup ya?
Konseli                                 : Iya bu, saya sering merasa gugup jika berada di depan orang banyak. Apalagi pada saat persentase di depan kelas saat di kampus. Padahal yang ada di depan saya teman-teman saya bu.
Konselor                              :  Persisnya apa yang membuat kamu gugup, kalau ibu boleh tahu?
Konseli                                 : Ya.... yang sering buat saya gugup misalnya begini bu, saat persentase kan ada sesi tanya jawab, nah kalau ada teman-teman yang lumayan pintar bertanya, saya langsung keringat dingin, saya merasa tidak percaya diri dengan jawaban yang saya pikir kan, saya takut mereka menyanggah jawaban saya.
Konselor                              : Jadi, intinya kamu tidak percaya diri dengan kemampuan kamu?
Konseli                                 : Iya bu, saya sering merasa tidak percaya diri dengan kemampuan saya.
Konselor                              : Lalu, apakah pernah kamu mencoba mengatasi permasalahan ini?
Konseli                                 : Belum bu, makanya saya ke sini. Saya ingin mengubah kebiasaan saya itu. Jika saya terus begini saya takut nanti hal ini akan berpengaruh terhadap nilai saya di perkuliahan. Karena saya setiap kali merasakan hal itu saya akan diam memilih tidak menjawab. Dan kalau pun saya menjawab, saya sering tidak bisa mengontrol emosi saya.
Konselor                              : Bagus jika kamu berniat seperti itu. Kalau menurut ibu, sebaiknya kamu harus sering mencoba dan melatih diri kamu berada di depan orang banyak. Karena jika sudah terbiasa kamu akan tidak gugup lagi. Kalau menurut kamu gimana sebaiknya?
Konseli                                 : Emmm... menurut saya ya saya setuju dengan ibu. Tapi saya bisa berada di depan umum jika saya maju persentase. Jadi menghambat saya.
Konselor                              : Bagaimana kalau kamu berlatih, seperti berlatih berbicara di depan kaca, berlatih mendominasi pembicaraan saat mengobrol sama teman-teman. Gimana menurut kamu?
Konseli                                 : Ya bu, saya akan sering berlatih.
Konselor                              : Nah, itu baru semangat. Dan mengenai rasa tidak percaya diri kamu. Menurut ibu, kamu harus lebih banyak membaca materi-materi yang akan kamu persentasekan, agar saat menjawab kamu sudah dapat meyakinkan diri kamu bahwa jawaban kamu itu benar. Gimana? Apa sudah pernah mencoba?
Konseli                                 : Ya, belum si bu, selain itu mungkin saya akan sering berbagi informasi dengan teman yang saya anggap lebih bisa dari saya.
Konselor                              : Itu baru Nisa, ibu kan juga ikut semangat mendengar kamu semangat gini. Dan kamu juga harus yakin bahwa kamu bisa melakukan hal yang menakjubkan dibanding orang lain.
Konseli                                 : Iya bu. Saya sangat lega bisa mendapat solusi yang akan saya coba lakukan.
Konselor                              : Nah ok, lalu kapan kamu akan mulai mencoba?
Konseli                                 : Kalau bisa ya mulai hari ini bu, saya mohon doa dan dukungannya.
Konselor                              : Tentu ibu akan mendukung kamu. Ibu tunggu ya perkembangannya.
Konseli                                 : Iya bu, apabila saya merasa ada perubahan saya akan segera menceritakan pada ibu.
Konselor                              : Ibu tunggu ya... (Sambil Tersenyum).
Konseli                                 : Iya bu, kalau begitu saya permisi. Terima kasih atas bantuan dan bimbingannya.
Konselor                              : Iya terima kasih juga. Jangan segan, jika masih butuh bantuan Ibu, Ibu akan dengan senang hati membantu. (sambil mengiringi siswa keluar,menjabat erat tangan Nisa dan mengantar Nisa menuju pintu).



Skenario yang telah dibuat sebelumnya hanya sebagai gambaran jalannya konseling perorangan. Dalam peraktik mungkin akan ditemui hal sedikit berbeda seperti penggunaan bahasa. Namun tetap beralur seperti scenario tersebut. Dimana dalam pelaksanaan konseling perorangan diwarnai dengan penggunaan teknik-teknik, seperti opening (cara menyambut klien), mengajak klien bicara, dan lain sebagainya yang akan jelas terlihat saat scenario dijalankan, baik secara verbal maupun non verbal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar